Minggu, 27 Januari 2013

Pemikiran Pendidikan Islam


40 KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM
SYEKH IMAM HASAN AL-BANNA
Oleh: Aminatul Zahroh
Penulis Buku & Akademisi Program Pascasarjana
STAIN Tulungagung

  1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah  tidak kurang dari 1 juz. Usahakan untuk mengkhatamkan Al Quran dalam waktu tidak lebih sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.
  2. Hendaklah engkau membaca  Al Quran dengan baik, memperhatikan dengan seksama, dan merenungkan artinya.
  3. Hendaklah engkau menkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini minimal adalah buku Hummatul Islam. Hendaklah engkau banyak membaca hadits Rasulullah SAW, minimal hafal empat puluh hadits:ditekankan untuk menghapal Al-Arbain An-Nawawi. Hendaklah engkau juga mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
  4. Hendaklah engkau bersegera melakukan general check up secara berkala atau berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Disamping itu perhatikanlah factor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah factor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.”
  5. Hendaklah engkau menjauhi sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang semisalnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
  6. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat bekerja, karena agama ini dibangun atas dasar kebersihan.
  7. Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-sekali berdusta.
  8. Hendaklah engkau menepati janji:janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
  9. Hendaklah engkau menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.
  10. Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum, dan tawa.
  11. Hendaklah engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitive, dan peka terhadap kebaikan dan keburukan, yakni munculnya rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah  engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak bersikap taklid, dan tak terlalu berlunak hati. Hendaklah engkau jugaa menuntu-dari orang lain-yang lebih randah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang sesungguhnya.
  12. Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari berbuat kebaikan, janganlah mata keridhaan engkau pejamkan dari perilaku buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengkuan jasa baik, dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu dan merugikan orang yang paling dekat denganmu.
  13. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktivitas sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia jika dapat mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar membesuk orang sakit, membantu orang yang membutuhkan, menanggung orang yang lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah meskipun hanya dengan kata-kata yang baik. Hendaklah engkau juga senantiasa bersegera untuk berbuat kebajikan.”
  14. Hendaklah engkau berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada manusia maupun binatang, berperilaku baik dalam berhubungan dengan semua orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, memberi tempat bagi orang lain dalam majelis, tidak memata-matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, minta izin jika masuk maupun keluar rumah, dll.
  15. Hendaklah engkau pandai membaca dan menulis, memperbanyak muthala’ah terhadap risalah ikhwan, koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau membangun perpustakaan khusus, seberapapun ukurannya. Konsentrasilah terhadap spesifikasi keilmuan dan keahlianmu jika engkau seorang spesialis, dan kkuasailah persoalan Islam secara umum yang dengannya dapat membangun persepsi yang baik untuk menjadi referensi bagi pemahaman terhadap tuntutan fikrah.
  16. Hendaklah engkau memiliki proyek usaha ekonomi, betapapun engkau seorang kaya. Utamakanlah proyek yang mandiri, betapapun kecilnya, dan cukuplah dengan apa yang ada pada dirimu, betapapun tingginya kapasitas keilmuanmu.
  17. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia sesempit-sempit pintu rezeki, namun jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Janganlah engkau melepasnya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas dakwahmu.
  18. Hendaklah engkau perhatikan tugas-tugasmu (bagaimana kecermatan dan kualitasnya), jangan menipu, tepatilah kesepakatan.
  19. Hendaklah engkau penuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa dikurangi dan dilebihkan, dan janganlah menunda-ninda pekerjaan.
  20. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari judi dengan segalam macam bentuknya, apapun maksud dibaliknya. Hendaklah engkau menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan beasar yang ada dibaliknya.
  21. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitasmu dan sucikanlah ia sama sekali dari riba.
  22. Hendaklah engkau memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan mendorong berkembangnya pabrik-pabrik dan proyek ekonomi Islam. Engkau pun hendaklah menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan orang non-Islam dalam keadaan bagaimanapun. Janganlah makanan dan berpakaian kecuali produk negri Islammu sendiri.
  23. Hendaklah engkau memiliki kontribusi finansial dalam dakwah, engkau tunaikan kewajiban zakatmu, dan jadikan sebagian dari hartamu itu untuk orang yang meminta dan orang yang kekurangan, betapapun kecil penghasilanmu.
  24. Hendaklah engkau menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan pada masa-masa sulit, betapapun sedikit, dan jangan sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan.
  25. Hendaklah engkau bekerja-semampu yang engkau lakukan-untuk menghidupkan tradisi Islam dan mematikan tradisi asing dalam setiap aspek kehidupanmu. Misalnya ucapan salam, bahasa, sejarah, pakaian, prabot rumah tangga, cara kerja dan istirahat, cara makan dan minum, cara datang dan pergi, serta gaya melampiaskan rasa suka dan duka. Hendaklah engkau menjaga sunah dalam setiap aktivitas tersebut.
  26. Hendaklah engkau memboikot peradilan setempat atau seluruh peradilan yang tidak Islami, demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah, dan segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.
  27. Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat dan bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah dengan tekad yang kuat, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah, seperti shalat malam, puasa tiga hari-minimal-setiap bulan, memperbanyak dzikir (hati dan lisan), dan berusaha mengamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesempatan.
  28. Hendaklah engkau bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci) di sebagian besar waktumu.
  29. Hendaklah engkau melakukan shalat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam menunaikannya. Usahakanlah untuk senantiasa berjamaah di masjid jika itu mungkin dilakukan.
  30. Hendaklah engkau berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika engkau mampu melakukannya. Kerjakanlah sekarang juga jika engkau telah mampu.
  31. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati syahid. Bersiaplah untuk itu kapan saja kesempatan itu tiba.
  32. Hendaklah engkau senantiasa meperbarui taubat dan istighfarmu. Berhati-hatilah terhadap dosa kecil , apalagi dosa besar. Sediakanlah-untuk dirimu-beberapa saat sebelum tidur untuk menginstropeksi diri terhadap apa-apa yang telah engkau lakukan yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri. Janganlah engkau pergunakan dia -sedikit pun- tanpa guna, janganlah engkau ceroboh dalam hal-hal syubhat agar tidak jatuh ke kubangan haram.
  33. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau menundukkan pandanganmu, menekan emosimu, dan memotong habis selera-selera rendah dari jiwamu. Bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, serta hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan bagaimanapun.
  34. Hendaklah engkau jauhi khamer dan seluruh makanan dan minuman yang memabukkan sejauh-sejauhnya.
  35. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
  36. Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
  37. Hendaklah engkau mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan pengetahuan yang lengkap, dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kasih sayang, penghargaan, pertolongan, dan itsar. Hendaklah engkau senantiasa hadir di majelis mereka, tidak absen kecuali karena udzur darurat, dan pegang teguhlahsikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.
  38. Hendaklah engkau hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun, sekiranya hubungan itu tidak membawa mashlahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.
  39. Hendaklah engkau menyebar dakwahmu di manapun dan memberi informasi kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang berdampak strategis kecuali dengan seizinnya.
  40. Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun ‘amali, dengan jamaah dan menempatkan dirimu sebagai ‘tentara yang berada di tangsi yang tengah menanti instruksi komandan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar