MEDIA PEMBELAJARAN
(MAKNA,
PRINSIP, FUNGSI, DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN)
REVISI MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah
Teknologi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing:
Dr.
As’aril Muhajir, M.Ag
Disusun
Oleh:
AMINATUL
ZAHROH ( 2841114007)
SEMESTER III/PI-C
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
PEBRUARI
2013
A.
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar pada dasarnya sangat membutuhkan
sebuah media dalam menunjang sebuah keberhasilan dari pembelajaran, dimana
dalam hal ini para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media
sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai menengah dan akan
banyak berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi.[1]
Dalam suatu proses belajar mengajar penggunaan media pembelajaran sangat
penting sekali. Dalam memilih media pembelajaran ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon peserta
didik setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik peserta didik.
Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para
pengajar. Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan
peragaan media. Anak-anak yang peka atau auditif mungkin tidak banyak
memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan
media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu
penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan bantuan
media.[2]
Umar Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap peserta didik. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada
saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media
pembelajaran juga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi dalam proses belajar
mengajar.[3]
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar pada dasarnya dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi
oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas peserta didik, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul,
selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan
berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekan pita audio
dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber
belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya-upaya pembaharuhan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
tersebut yang mana alat-alat tersebut tentunya sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang
akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media dalah perantara (وسائل) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[4]
Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message
resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi
interaksi belajar mengajar.[5]
Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar sebagai upaya untuk mempertinggi
proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan
lingkungan belajarnya.[6]
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian,
peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan
terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan
lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.
2. Macam-macam Media
Klasifikasi
media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara
pembuatannya. Adapun semua penjelasnya sebagai berikut:
a.
Dilihat
dari Jenisnya
1)
Media
Auditif
Media
auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang
tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
2)
Media
Visual
Media
visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini
ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film
bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
3)
Media
Audiovisual
Media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam:
a) Audiovisual Diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide),
film rangkai suara dan cetak suara.
b) Audiovisual Gerak, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassette.
Pembagian lain dari
media ini adalah:
a) Audiovisual Murni, yaitu baik unsur
suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film
video-cassette.
b) Audiovisual Tidak Murni, yaitu yang
unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film
bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan
unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film
strip suara dan cetak suara.
b.
Dilihat
dari Daya Liputnya
1)
Media
dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan
media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
2)
Media
dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tepat
Media
ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film,
sound slide, film bingkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan
gelap.
3)
Media
untuk Pengajaran Individual
Media
ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk media ini modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
c.
Dilihat
dari Bahan Pembuatanya
1)
Media
Sederhana
Media
ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah,
dan penggunaannya tidak sulit.
2)
Media
Kompleks
Media
ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang
memadai.
3.
Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip
pemilihan media merupakan hal apa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru
sebagai dasar pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran. dalam
menggunakan media pembelajaran hendaknya seorang guru harus dapat memilih media
mana yang sesuai dengan materi yang diajarkan, artinya media pembelajaran
haruslah fungsional sesuai dengan materi pembelajaran. pemilihan media tidak
dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi
dan perencanaannya dalam membantu memperlancar proses pembelajaran.
Surdiman
mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Tujuan Pemilihan
Memilih
media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang
jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang
bersifat umum, ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong? Tujuan
pemilihan media ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
b.
Karakteristik
Media Pembelajaran
Setiap
media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai
media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu,
memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media
pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik
media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap
spekulatif.
c.
Alternatif
Pilihan
Memilih
pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif
pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila
terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media
pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan
apa adanya.[7]
4.
Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu proses
dimana terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
didalamnya guru harus menjelaskan sejumlah materi pelajaran kepada peserta
didik. Didalam penyampaian materi tersebut selain menggunakan metode yang
tepat, guru juga harus menggunakan media sebagai alat bantu penjelasan guru
dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat bantu dalam proses belajar
mengajar, media mempunyai beberapa fungsi.
Nana
Sudjana merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi enam kategori sebagai
berikut:
a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar
bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat
bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.
Penggunaan media pengajaran merupakan
bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media
pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
c. Media
pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan)
media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d.
Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
d.
Penggunaan
media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap/memahami pengertian yang
diberikan guru.
e.
Penggunaan
media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Dengan kata lain, dengan menggunakan media maka hasil belajar yang dicapai
peserta didik akan tahan lama dan diingat oleh peserta didik.[8]
Secara umum
media pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
· Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalitas, sehingga mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
· Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
· Menarik perhatian peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
· Menimbulkan gairah belajar pada peserta didik.
· Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara peserta
didik dengan lingkungan dan kenyataan
· Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
· Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar peserta didik dalam
menerima pesan.[9]
Berdasarkan
batasan-batasan mengenai batasan media di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa media pengajaran segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada
penerima pesan (peserta didik) dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sehingga terjadi proses
belajar mengajar yang mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
5. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, di
samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan
kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini.
a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran
1)
Objektivitas
Unsur
subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya,
guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi.
Apabila secara obyektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu
media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru
jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsur
subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran
terlebih dahulu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau
kolega.
2)
Program
Pengajaran
Program
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
3)
Sasaran
Program
Adapun
sasaran program yang dimaksud disini adalah peserta didik, dimana peserta didik
disini yang nantinya akan menerima informasi pengajaran melalui media
pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi peserta didik
mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya,
kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang
akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta
didik, baik segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan
penyajiannya ataupun waktu penggunaannya.
4)
Situasi
dan Kondisi
Situasi
dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan
media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud
meliputi:
a)
Situasi dan kondisi sekolah atau tempat ruangan yang akan dipergunakan,
seperti: ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
b)
Situasi serta kondisi peserta didik meliputi: jumlah peserta didik dalam satu
kelas, motivasi, dan minat peserta didik.
5)
Kualitas Teknik
Dari
segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah
sudah memenuhi syarat atau belum. Barangkali ada rekaman audionya atau
gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap,
sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Suara atau gambar yang kurang
jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar.
6)
Keefektifan
dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan
berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan
proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi
apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap
oleh peserta didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah
lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut
waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut bisa
diminimalisir. Ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu
tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya
maupun penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam pengadaannya
atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam pencapaian hasilnya. Memang
sangat sulit untuk mempertahankan keduannya (efektif dan efisien) secara
bersamaan, tetapi dalam memilih media pengajaran guru sedapat mungkin harus
memperhatikan hal tersebut.[10]
b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai adalah sebagai berikut:
1)
Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional
yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih
mungkin digunakannya media pengajaran.
2)
Dukungan
terhadap bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami peserta didik.
3)
Kemudahan
memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada
waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang
mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
4)
Keterampilan
guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru
pada saat terjadinya interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya.
Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya,
tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas
pengajaran.
5)
Tersedia
waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi
peserta didik selama pengajaran berlangsung.
6)
Memilih
media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir
peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.[11]
C.
Pengembangan
Pendidikan Islam Produk Media Berbasis Visual dalam Pembelajaran
Pengembangan
media pembelajaran merupakan usaha penyusunan program media pembelajaran yang
lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan dan digunkan
terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai kebutuhan peserta didiknya.
Disamping itu disesuaikan dengan materi Agama tersebut apakah sesuai dan cocok
dengan norma-norma yang berlaku dalam Agama itu sendiri.[12]
Dengan
berkembangnnya berbagai macam teknologi, banyak muncul berbagai media yang bisa
digunakan dalam proses belajar mengajar, guru agama Islam juga harus bisa
mengunakan media pendidikan yang disesuaikan dengan materi dan kondisi peserta
didik, karena untuk mendukung tujuan belajar yang lebih efektif dan efisien.[13]
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang
ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, sepeti
foto, gambar, sketsa, bagan dan lain-lain. Keberhasilan penggunaan media
berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan
grafis itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan
gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan
teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi dan situasi. Dalam
penetapan elemen-elemen visual harus dapat menampilkan visual yang dapat di
mengerti, terang atau dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia
mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya.
Adapun media berbasis visual dalam pembelajaran PAI
dapat digunakan berbagai tampilan-tampilan unik dan menarik, antara lain :
1. Gambar
Gambar yang
dimaksud di sini termasuk foto, lukisan atau gambar, dan sketsa. Tujuan utama
penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang
ingin disampaikan kepada siswa.[14]
Salah satu contoh
gambar yang bisa diterapkan pada pembelajaran PAI dengan memalui media flash
card (kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda symbol yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar
itu. Misalnya, dalam latihan memperlancar bacaan-bacaan sholat, gambar setiap
gerakan dalam sholat dibuat di atas flash card.[15]
Selain itu media
gambar yang bisa dimanfaatkan dengan menggunakan strip story, yaitu
merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan dalam menghafal dan
membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an tanpa terkesan membosankan dan terpaksa. Strip
story dapat digunakan untuk mata pelajaran hadits, kisah-kisah Nabi, bacaan
dalam sholat, mahfuhat dan lain-lain.
2. Chart dan Bagan
Adapun media
chart yang bisa digunakan yaitu menggunakan chart garis (alur) waktu
menggambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Chart
seperti ini sering digunakan untuk menunjukkan kaitan waktu peristiwa-peristiwa
bersejarah atau hubungan orang-orang terkenal dengan peristiwa itu. Garis waktu
amat bermanfaat untuk meningkatkan urutan waktu dari serangkaian peristiwa.
Contoh dalam pembelajaran PAI, dalam menjelaskan kisah-kisah Nabi dan sahabat
sehingga apa yang dijelaskan guru tidak sekedar mendengarkan tapi visualisasi
pun terjadi sehingga siswa lebih mudah menyerap pelajaran.
3. Transparansi
Transparansi
merupakan gambar atau film besar yang di proyeksikan oleh guru untuk
memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistic, keranga out line, atau
ringkasan di depan kelompok kecil atau kelompok besar. Pembuatan transparansi
langsung secara manual merupakan cara paling mudah dan sederhana.
4. Grafik
Grafik adalah
gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data
kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
Contohnya: penjelasan mengenai sholat, haji, wudhu dan sebagainya.
D.
Kesimpulan
Dalam
proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan
daripada tanpa bantuan media.
Namun
perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak
sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,
tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran,
tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media
Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Bahri Djamarah, Syaiful, dan Aswan Zain,
Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Darwanto, Televisi sebagai Media
Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi
Pelatihan Terintegrasi), Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
2005.
Hamalik,
Omar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Jundan, Efektifitas Penggunaan Multi
Media dalam Pembelajaran, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2008.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
S.
Sardiman, Arif, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
Surdiman
N, dkk., Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.
[2] Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi
Pelatihan Terintegrasi), (Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
2005), 14
[3] Omar Hamalik, Media Pendidikan,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), 8
[4] Arif S. Sardiman, dkk, Media Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1990), 3
[5] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), 138
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 7
[7] Surdiman N, dkk., Ilmu Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), 126
[8] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 75
[9] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 25
[10] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 128-130
[11] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, 5
[12] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media
Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 135
[13] Darwanto, Televisi sebagai Media
Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 101
[14] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 113