Rabu, 20 Februari 2013

MEDIA PEMBELAJARAN (MAKNA, PRINSIP, FUNGSI, DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN)


MEDIA PEMBELAJARAN
(MAKNA, PRINSIP, FUNGSI, DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN)

REVISI MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teknologi Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing:
Dr. As’aril Muhajir, M.Ag








Disusun Oleh:

AMINATUL ZAHROH ( 2841114007)
SEMESTER III/PI-C

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
PEBRUARI 2013
A.    PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar pada dasarnya sangat membutuhkan sebuah media dalam menunjang sebuah keberhasilan dari pembelajaran, dimana dalam hal ini para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat diperlukan pada  anak-anak tingkat dasar sampai menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.[1] Dalam suatu proses belajar mengajar penggunaan media pembelajaran sangat penting sekali. Dalam memilih media pembelajaran ada beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon peserta didik setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik.
Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan media. Anak-anak yang peka atau auditif mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan bantuan media.[2]
Umar Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi dalam proses belajar mengajar.[3]
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada dasarnya dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas peserta didik, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekan pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuhan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut yang mana alat-alat tersebut tentunya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media dalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[4] Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.[5] Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar sebagai upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya.[6]
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

2.      Macam-macam Media
Klasifikasi media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Adapun semua penjelasnya sebagai berikut:
a.       Dilihat dari Jenisnya
1)      Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
2)      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
3)      Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam:
a)   Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara dan cetak suara.
b)   Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah:
a)      Audiovisual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film video-cassette.
b)      Audiovisual Tidak Murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

b.      Dilihat dari Daya Liputnya
1)      Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
2)      Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tepat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film bingkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
3)      Media untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk media ini modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

c.       Dilihat dari Bahan Pembuatanya
1)      Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2)      Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

3. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemilihan media merupakan hal apa yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebagai dasar pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran. dalam menggunakan media pembelajaran hendaknya seorang guru harus dapat memilih media mana yang sesuai dengan materi yang diajarkan, artinya media pembelajaran haruslah fungsional sesuai dengan materi pembelajaran. pemilihan media tidak dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perencanaannya dalam membantu memperlancar proses pembelajaran.
Surdiman mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong? Tujuan pemilihan media ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
b.      Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
c.       Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.[7]

4. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan faktor yang  penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu proses dimana terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya guru harus menjelaskan sejumlah materi pelajaran kepada peserta didik. Didalam penyampaian materi tersebut selain menggunakan metode yang tepat, guru juga harus menggunakan media sebagai alat bantu penjelasan guru dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi.
Nana Sudjana merumuskan fungsi media pembelajaran menjadi enam kategori sebagai berikut:
a.  Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.
c. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
d.   Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap/memahami pengertian yang diberikan guru.
e.    Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain, dengan menggunakan media maka hasil belajar yang dicapai peserta didik akan tahan lama dan diingat oleh peserta didik.[8]
Secara umum media pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
·       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, sehingga mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
·       Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
·       Menarik perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar. 
·       Menimbulkan gairah belajar pada peserta didik.
·       Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan
·       Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
·       Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar peserta didik dalam menerima pesan.[9]
Berdasarkan batasan-batasan mengenai batasan media di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pengajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada penerima pesan (peserta didik) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sehingga terjadi proses belajar mengajar yang mempermudah peserta didik dalam memahami pesan tersebut.
                                             
5. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini.
a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran
1)      Objektivitas
Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara obyektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menghindari pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam memilih media pengajaran terlebih dahulu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau kolega.
2)      Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya.
3)      Sasaran Program
Adapun sasaran program yang dimaksud disini adalah peserta didik, dimana peserta didik disini yang nantinya akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi peserta didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya ataupun waktu penggunaannya.
4)      Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi:
a) Situasi dan kondisi sekolah atau tempat ruangan yang akan dipergunakan, seperti: ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
b) Situasi serta kondisi peserta didik meliputi: jumlah peserta didik dalam satu kelas, motivasi, dan minat peserta didik.
5)       Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6)      Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut bisa diminimalisir. Ada media yang dipandang sangat efektif untuk mencapai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam pengadaannya maupun penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam pengadaannya atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam pencapaian hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankan keduannya (efektif dan efisien) secara bersamaan, tetapi dalam memilih media pengajaran guru sedapat mungkin harus memperhatikan hal tersebut.[10]

b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Adapun kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai adalah sebagai berikut:
1)      Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.
2)      Dukungan terhadap bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
3)      Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,  setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
4)      Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5)      Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pengajaran berlangsung.
6)      Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, sehingga dapat dipahami oleh peserta didik.[11]

C.    Pengembangan Pendidikan Islam Produk Media Berbasis Visual dalam Pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran merupakan usaha penyusunan program media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan dan digunkan terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai kebutuhan peserta didiknya. Disamping itu disesuaikan dengan materi Agama tersebut apakah sesuai dan cocok dengan norma-norma yang berlaku dalam Agama itu sendiri.[12]
Dengan berkembangnnya berbagai macam teknologi, banyak muncul berbagai media yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar, guru agama Islam juga harus bisa mengunakan media pendidikan yang disesuaikan dengan materi dan kondisi peserta didik, karena untuk mendukung tujuan belajar yang lebih efektif dan efisien.[13]
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, sepeti foto, gambar, sketsa, bagan dan lain-lain. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafis itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi dan situasi. Dalam penetapan elemen-elemen visual harus dapat menampilkan visual yang dapat di mengerti, terang atau dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya.
Adapun media berbasis visual dalam pembelajaran PAI dapat digunakan berbagai tampilan-tampilan unik dan menarik, antara lain :
1.     Gambar
Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan atau gambar, dan sketsa. Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.[14]
Salah satu contoh gambar yang bisa diterapkan pada pembelajaran PAI dengan memalui media flash card (kartu kecil yang berisi gambar, teks atau tanda symbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Misalnya, dalam latihan memperlancar bacaan-bacaan sholat, gambar setiap gerakan dalam sholat dibuat di atas flash card.[15]
Selain itu media gambar yang bisa dimanfaatkan dengan menggunakan strip story, yaitu merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan dalam menghafal dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an tanpa terkesan membosankan dan terpaksa. Strip story dapat digunakan untuk mata pelajaran hadits, kisah-kisah Nabi, bacaan dalam sholat, mahfuhat dan lain-lain.
2.    Chart dan Bagan
Adapun media chart yang bisa digunakan yaitu menggunakan chart garis (alur) waktu menggambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Chart seperti ini sering digunakan untuk menunjukkan kaitan waktu peristiwa-peristiwa bersejarah atau hubungan orang-orang terkenal dengan peristiwa itu. Garis waktu amat bermanfaat untuk meningkatkan urutan waktu dari serangkaian peristiwa. Contoh dalam pembelajaran PAI, dalam menjelaskan kisah-kisah Nabi dan sahabat sehingga apa yang dijelaskan guru tidak sekedar mendengarkan tapi visualisasi pun terjadi sehingga siswa lebih mudah menyerap pelajaran.
3.    Transparansi
Transparansi merupakan gambar atau film besar yang di proyeksikan oleh guru untuk memvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistic, keranga out line, atau ringkasan di depan kelompok kecil atau kelompok besar. Pembuatan transparansi langsung secara manual merupakan cara paling mudah dan sederhana.
4.    Grafik
Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Contohnya: penjelasan mengenai sholat, haji, wudhu dan sebagainya.
         
D.    Kesimpulan
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.


DAFTAR RUJUKAN


                        
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2002.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Bahri Djamarah, Syaiful, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Darwanto, Televisi sebagai Media Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi), Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005.
Hamalik, Omar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
Jundan, Efektifitas Penggunaan Multi Media dalam Pembelajaran, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991.
S. Sardiman, Arif, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
Surdiman N, dkk., Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.



[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2002), 3
[2] Depdiknas, Ilmu Pengetahuan Sosial (Materi Pelatihan Terintegrasi), (Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005), 14
[3] Omar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), 8
[4] Arif S. Sardiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), 3
[5] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), 138
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 7
[7] Surdiman N, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), 126
[8] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1991), 75
[9] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 25
[10] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 128-130
[11] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 5
[12] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 135
[13] Darwanto, Televisi sebagai Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 101
[14] Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 113
[15] Ibid., 119-120