METODE PENELITIAN
KUALITATIF
By:
Aminatul Zahroh
Program
Sarjana (S1) 5A - 3211073037
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penelitian
pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang
benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri
dari fakta, konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah penelitian
dapat timbul karena adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atau
semata-mata karena dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia.
Baik
untuk masalah penelitian yang timbul karena adanya kesulitan yang dihadapi
manusia maupun karena ingin tahu, diperlukan jawaban yang dapat diandalkan
berdasarkan pengetahuan yang benar. Kebenaran yang dipegang teguh dalam
penelitian adalah kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang bersifat relatif atau
nisbi, bukan kebenaran yang sempurna dan bersifat mutlak. Penelitian berusaha
memperoleh pengetahuan yang memiliki kebenaran ilmiah yang lebih sempurna dari
pengetahuan sebelumnya, yang kesalahannya lebih kecil daripada pengetahuan yang
telah terkumpul sebelumnya.
Kegiatan
ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar sebagai penyempurnaan
pengetahuan sebelumnya telah dilaksanakan oleh para peneliti dan ilmuwan dalam
ilmunya masing-masing. Secara akumulatif, pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, generalisasi-generalisasi, dan teori-teori yang telah dihasilkan
dari berbagai penelitian itu merupakan sumbangan penting bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang. Di samping itu, Tanzeh
mengemukakan, "hasil penelitian juga memungkinkan menjadi metode yang
lebih baik dalam memecahkan, menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah praktis
yang dihadapi manusia dalam hidupnya."[1]
Pada
dasarnya sebuah penelitiasn sosial dilakukan untuk memahami berbagai hal
berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat. Namun demikian, berbagai
pengalaman melakukan serangkaian prosedur penelitian menunjukkan bahwa ternyata
metode penelitian kuantitatif tidak dapat sepenuhnya mengungkap kehidupan
sosial secara rinci dan mendalam. Metode penelitian kuantitatif ternyata tidak
dapat mengungkap dinamika sosial secara utuh.[2] Banyak
hal dari yang diteliti belum dapat dijelaskan atau bahkan memperoleh hasil yang
membingungkan karena tidak ditemui adanya suatu kecenderungan tertentu. Dalam
situasi seperti ini, maka metode penelitian kualitatif dapat dikatakan lebih
memadai untuk diterapkan.
Dalam
dunia manajemen, terutama manajemen pendidikan Islam, penelitian kualitatif
menjadi salah satu dasar untuk menggali teori. Maka merupakan sebuah kewajiban
bagi mahasiswa pasca sarjana konsentrasi manajemen pendidikan Islam untuk
mengetahui apa sebenarnya dan bagaimana operasionalnya penelitian kualitatif
tersebut. Tanpa mengetahui dan memahami penelitian kualitatif, maka seorang
mahasiswa akan kesulitan dalam melakukan penelitian yang orientasinya
mengembangkan atau membangun teori. Karena seseorang yang tidak mengetahui
metodologi atau metode maka orang tersebut ibarat akan berperang namun tidak
mempunyai senjata dan tidak mengerti cara menggunakannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah yang
penulis kemukakan adalah:
1.
Bagaimana
hakekat penelitian kualitatif?
2.
Bagaimana
fungsi penelitian kualitatif?
3.
Bagaimana
karakteristik dan landasan teoritis penelitian kualitatif?
4.
Bagaimana
paradigma penelitian kualitatif?
5.
Bagaimana
fokus penelitian dalam penelitian kualitatif?
6.
Bagaimana
model penelitian kualitatif?
7.
Bagaimana
tahap-tahap penelitian kualitatif?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui hakekat penelitian kualitatif.
2.
Untuk
mengetahui fungsi penelitian kualitatif.
3.
Untuk
mengetahui karakteristik dan landasan teoritis penelitian kualitatif.
4.
Untuk
mengetahui paradigma penelitian kualitatif.
5.
Untuk
mengetahui fokus penelitian dalam penelitian kualitatif.
6.
Untuk
mengetahui model penelitian kualitatif.
7.
Untuk
mengetahui tahap-tahap penelitian kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Penelitian Kualitatif
Istilah kualitatif menurut Kirk dan
Miller sebagaimana yang dikutip oleh Moleong, pada mulanya bersumber pada
pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan kuantitatif.[3]
Pengamatan kuantitatif yang selalu melibatkan pengukuran pada suatu ciri
tertentu. Maka sebenarnya penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis
penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, dan
perhitungan statistik lainnya.
Ada beberapa istilah yang digunakan
untuk penelitian kualitatif, yaitu poenelitian atau inkuiri naturalistik atau
alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif kedalam, etnomedologi, the
Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interpretatif, ekologis, dan
deskriptif.[4] Namun istilah
tersebut masing-masing hanyalah bentuk istilah lain dari penelitian kualitatif.
Terdapat beberapa definisi yang
berbeda-beda namun mempunyai inti yang sama mengenai penelitian kualitatif,
antara lain seperti yang dikemukakan Bogdan dan Taylor, metodologi penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[5] Jadi
menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara utuh. Dalam penelitian ini, tidak boleh mengisolasikan individu ke dalam
variabel atau hipotesis.
Sementara itu Miles & Huberman,
sebagaimana dikutip Tanzeh dan Suyitno, mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan asumsi
pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya dalam konteks
tertentu.[6] Sejalan
dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller, sebagaimana dikutip Moleong,
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam iulmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya
maupun dalam peristilahannya.[7]
Sementara itu Denzin dan Lincoln,
sebagaimana yang dikutip Moleong, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.[8] Dari
pengertian ini, ternyata para penulis masih tertarik pada persoalan latar
alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena.
Penelitian kualitatif dari sisi
definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupkan penelitian yang
memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan dan perilaku individu atau sekelompok.[9] Ternyata
definisi ini hanya mempersoalkan satu metode pengumpulan data yakni wawancara
terbuka.
Cukup banyak definisi-definisi yang
dikemukakan oleh para ahli penelitian kualitatif. Namun semua definisi tersebut
memandang dari perspektif tertentu. Maka penulis akan mencoba mensisntesiskan
dari berbagai definisi di atas. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, motivasi dan lainnya, secara holistik atau utuh
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode penggalian data
yang alamiah.
B. Fungsi Penelitian Kualitatif
Setiap kegiatan yang sengaja
dilakukan tentu mempunyai fungsi atau manfaat tertentu. Begitu pula dengan
penelitian kualitatif, tentu juga mempunyai manfaat atau fungsi. Berikut ini
adalah fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif yang dikemukakan Moleong:
1. Pada penelitian awal dimana
subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami.
2. Pada upaya pemahaman
penelitian perilaku dan penelitian motivasional
3. Untuk penelitian konsultatif
4. Memahami isu-isu rumit sesuatu
proses
5. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi
seseorang.
6. Untuk memahami isu-isu yang
sensitif
7. Untuk keperluan evaluasi.
8. Untuk meneliti latar belakang
fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif.
9. Digunakan untuk meneliti
tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian.
10. Digunakan untuk lebih dapat
memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.
11. Digunakan untuk menemukan
perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.
12. Digunakan oleh peneliti
bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
13. Dimanfaatkan oleh peneliti
yang berminat untuk menelaah suatu latar belakang misalnya tentang motivasi,
peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
14. Digunakan oleh peneliti yang
berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu
pengetahuan.
Sementara itu, Nana Sudjana
mengemukakan bahwa metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded
theory yakni teori yang timbul dari data, bukan dari hipotesis-hipotesis
seperti dalam metode kuantitatif.[11] Fungsi-fungsi
tersebut merupakan fungsi dilakukannya penelitian kualitatif atau dapat
dikatakan pemanfaatan metode penelitian kualitatif.
C. Karakteristik dan Landasan
Teoritis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif mempunyai sejumlah
karakteristik yang membedakan dengan penelitian lainnya. Bogdan & Biklen
mengajukan lima buah ciri,[12] sedangkan Lincoln dan Guba mengupas sepuluh ciri. Uraian di bawah ini yang
merupakan pengkajian dan sintesis dari berbagai buku yang penulis temukan.
1.
Latar
alamiah; Penelitian kualitatif dilakukan dengan latar alamiah atau pada konteks
dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan karena ontologi alamiah
menghendaki kenyataan keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari
konteksnya.
2.
Manusia
sebagai alat (Instrumen); Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu
dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan
dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik,
maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang
ada di lapangan.
3.
Metode
kualitatif; Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, yaitu
pengamatan, wawancara atau penelahaan dokumen.
4.
Analisis
data secara induktif; Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara
induktif.
5.
Teori
dari dasar (Grounded Theory); Penelitian kualitatif lebih menghendaki
arah bimbingan penyusunan substantif yang berasal dari data.
6.
Deskriptif;
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Hal disebabkan adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
7.
Lebih
mementingkan proses dari pada hasil; Penelitian kualitatif lebih mementingkan
proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang
sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
8.
Adanya
batas yang ditentukan oleh fokus; Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan
adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah
dalam penelitian.
9.
Adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data; Penelitian kualitatif mendefinisikan
validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan
yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
10. Desain bersifat sementara; Penelitian
kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan di lapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang disusun secara ketat
dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.[13]
11. Hasil penelitian dirundingkan dan
disepakati bersama; Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan
hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang
dijadikan sebagai sumber data.
Demikian
tadi berbagai ciri-ciri atau karakteristik yang penulis rangkum dari berbagai
buku yang penulis temukan. Penulis merasa ciri-ciri yang penulis kemukakan
sudah mampu mewakili pendeskripsian penelitian kualitatif sehingga berbeda
dengan penelitian yang lainnya.
Pada dasarnya landasan teoritis dari
penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Karena
itu, fenomenologi dijadikan sebagai dasar teoritis, sedangkan yang lainnya
dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis
penelitian kualitatif. Penulis akan mencoba menjelaskan sedikit mengenai
landasan teoritis penelitian kualitatif, baik yang mendasar maupun yang
tambahan.
1.
Fenomenologi;
Diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal.
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus
pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.[14]
2.
Interaksi
simbolik; Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh
penafsiran; objek, orang, situasi, dan peristiwa yang tidak memiliki
pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka.[15] Dalam
interaksi sosial, penafsiran merupakan hal yang esensial yang mempengaruhi
definisi sosial.[16]
3.
Kebudayaan;
banyak antropolog yang menggunakan pendekatan fenomenologi dalam studi mereka
tentang pendidikan. Kerangka studi antropologisnya adalah konsep kebudayaan.
4.
Etnometodologi;
Ini bukanlah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
melainkan menunjuk pada mata pelajaran yang akan diteliti. Etnometodologi
adalah studi tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya
sehari-hari – metodenya untuk mencapai kehidupan sehari-hari.[17] Ini menjadi
landasan teoritis penelitian kualitatif, karena sejumlah orang pendidikan telah dipengaruhi pendekatan ini dan sukar
dipisahkan dengan penelitian kualitatif.
5.
Etnografi;
Pendekatan ini dalam penelitian kualitatif terbanyak berasal dari bidang
antropologi, karena yang diteliti adalah budaya. Semula gagasan budaya masih
terikat gagasan etnis dan geografis, tetapi sekarang diperluas dengan
memasukkan organisasi.
6.
Penelitian
lapangan; Penelitian lapangan dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam
penelitian kualitatif atau sebagai metode mengumpulkan data kualitatif.
Pendekatan ini terkait erat dengan observasi.
7.
Grounded Theory; Grounded
Theory adalah pendekatan penelitian kualitatif yang mulanya dikembangkan
oleh Glaser dan Strauss pada tahun 1960-an. Maksud pokok dari grounded
theory, menurut Moleong, adalah untuk mengebangkan teori tentang minat
terhadap fenomena.[18]
Demikian berbagai landasan teori atau
pijakan penelitian kualitatif. Dari berbagai aliran tersebut yang paling
dominasi adalah fenomenologi, sedangkan yang lainnya adalah tambahan atau
sekunder.
D. Paradigma Penelitian Kualitatif
Harmon sebagaimana yang dikutip Moleong,
mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,
menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi
realitas.[19]
Sementara itu Capra, sebagaimana yang dikutip Moleong juga, mendefinisikan
paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang
dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas
sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.[20]
Dari definisi tersebut, penulis mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud paradigma adalah konstelasi yang tidak tertulis
yang dialami oleh masyarakat yang membentuk visi khusus tentang realitas.
Ada bermacam-macam paradigma, namun yang
mendominasi ilmu pengetahuan adalah paradigma ilmiah dan paradigma alamiah.
Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme sedangkan paradigma
alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis. Dari kedua paradigma di atas,
penelitian kualitatif mempunyai paradigma alamiah atau (naturalistic
paradigm).
E. Fokus Penelitian dalam Penelitian
Kualitatif
Suatu kegiatan penelitian dilakukan karena
adanya suatu masalah. Demikian pula penelitian kualitatif dilakukan karena
persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah bukan dengan blank atau
sesuatu yang kosong. Moleong mencatat, terdapat tiga macam masalah, yaitu
masalah untuk peneliti, evaluans untuk evaluator dan pilihan kebijaksanaan
untuk peneliti kebijaksanaan.[21] Pada dasarnya
penentuan masalah bergantung terhadap paradigma yang dianut seorang peneliti.
Masalah merupakan sesuatu yang dibawa
peneliti atau persepsi peneliti terhadap subjek penelitian. Namun peneliti
harus merubah masalah atau ganti judul, ketika peneliti datang ke lapangan
dengan membawa judul penelitian, setelah peneliti memasuki lapangan penelitian
dan menemukan fenomena yang berbeda atau perkembangan fenomena. Jadi masalah
dalam penelitian kualitatif bersifat fleksibel.
Masalah dalam penelitian kualitatif biasa
ditulis dalam bentuk fokus penelitian. Tanzeh dan Suyitno menyatakan bahwa
umumnya fokus penelitian diformulasikan dalam kalimat tanya yang jelas
formatnya, singkat, tajam dan tidak mempunyai makna yang bias, namun
kadang-kadang juga berbentuk kalimat pernyataan yang keduanya juga tidak
menutup kemungkinan untuk disempurnakan setelah penulis terjun ke lapangan.[22]
Pembatasan masalah merupakan tahap yang
sangat menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif.
Menurut Moleong, hal tersebut berarti bahwa:
1.
Suatu
penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau kosong. Implikasinya,
peneliti seyogyanya membatasi masalah studinya yang bertumpu pada fokus. Hal
ini yang memungkinkan adanya acuan teori dari suatu penelitian.
2.
Fokus
pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau
melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun
kepustakaan lainnya. Implikasinya, apabila peneliti merasakan adanya masalah,
seyogyanya ia mendalami kepustakaan yang relevan sebelum terjun ke lapangan.
Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk bidang
inkuiri yaitu kriteria inklusi-eksklusi. Implikasi yang lain ialah peneliti
harus memanfaatkan paradigma. Dengan fokus, peneliti akan tahu persis data yang
perlu dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan.
3.
Tujuan
penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
Implikasinya, masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan
penelitian ditetapkan, bukan sebaliknya.
4.
Masalah
yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat diubah sesuai
dengan situasi latar penelitian. Implikasinya, peneliti tidak perlu kecewa jika
masalah atau fokusnya berubah. Dengan kata lain, peneliti hendaknya membiasakan
diri untuk menghadapi perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahannya
cukup besar dan memerlukan orientasi baru dalam dasar pemikiran, maka peneliti
perlu mendalami kembali kepustakaan yang relevan dengan masalah baru itu.[23]
Sementara itu Spradley dalam Sanapsiah
Faisal sebagaimana yang dikutip Sugiyono, mengemukakan empat alternatif untuk
menetapkan fokus, yaitu:
1.
Menetapkan
fokus pada permasalahan yang disarankan informan.
2.
Menetapkan
fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizin domain.
3.
Menetapkan
fokus yang memiliki temuan untuk pengembangan IPTEK.
4.
Menetapkan
fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. [24]
Jadi pada intinya, peneliti datang ke
lapangan dengan membawa fokus penelitian yang berupa persepsi masalah yang ada
pada lapangan, namun masalah atau fokus tersebut bisa berubah ketika fenomena
di lapangan tidak sama dengan masalah yang dibawa.
F. Model Penelitian Kualitatif
Setelah mempelajari pengertian, paradigma,
landasan dalam penelitian kualitatif, maka dalam subbab ini penulis akan
mencoba mengemukakan model penelitian kualitatif. Menurut kesimpulan Muhajir,
model kualitatif dapat dikelompokkan menjadi 4 model, yaitu model grounded
research dari Glaser & Strauss, model ethnometodologi dari Bogdan,
model paradigma naturalistik dari Guba & Lincoln, dan model interaksi
simbolik dari Blumer.[25]
Model pertama banyak memberi sumbangan
operasionalisasi kualitatif, terutama dalam upaya mencari dan merumuskan teori
berdasar data empirik. Tetapi bagaimanapun pada akhirnya kembali juga pada
kerangka pikir kuantitatif yang selalu berupaya mencari teori yang berlaku
universal lewat pembuktian empirik. Glaser & Strauss akhirnya juga memberi
peluang pengembangan teori substantif menjadi teori formal. Teori formal
dibangun bukan berdasarkan suatu area substantif, melainkan dibangun dari
banyak area substantif yang beragam.
Model kedua memang lebih banyak memberi
sumbangan pada banyak konsep berpikir kualitatif, tetapi dalam banyak hal masih
terpaku pada pemikiran kuantitatif, seperti masih menggunakan konsep validitas,
reliabilitas, dan sebagainya.
Model ketiga, yaitu model paradigma
naturalistik, adalah model yang hampir sepenuhnya berhasil termasuk juga
menggunakan konsep-konsep model pertama dan kedua yang memang cocok untuk ciri
kualitatif, dan layak serta representatif untuk mewakili metodologi penelitian
kualitatif. Oleh karena itu, berfikir kualitatif yang paling konsekuen adalah
berfikir menggunakan model paradigma naturalistik.
Model keempat, yaitu model interaksi
simbolik yang pada akhir perjalanannya, yaitu K.Denzin, penerus interaksi
simbolik telah menjurus kembali ke pemikiran
kuantitatif-statistik-positivistik, misalnya dalam membangun scientific concepts
(setidaknya pada waktu Denzin menulis disertasinya). Dalam tugasnya menjadi
editor Handbook of Qualitative Research, 1994, bersama Lincoln, konsep Denzin
sukar dilacak, karena Denzin menulis bersama Lincoln, tetapi nampaknya dari
tulisan terakhirnya, tahun 1991 dalam artikel Current Perpectives In Social
Theory, Denzin mengarah ke dekonstruktionist.[26]
Demikian berbagai model penelitian
kualitatif, menurut penulis yang paling tepat adalah penggunaan model Guba
& Lincoln, walaupun tidak menutup kemungkinan menggunakan model yang
lainnya karena kebutuhan.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif terdapat
tahap-tahap tertentu yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitian kualitatif. Tahap-tahap tersebut sebagaimana dijelaskan Hendrarso,
adalah sebagai berikut:[27]
1.
Menetapkan
fokus penelitian; Seorang peneliti harus menetapkan fokus penelitian terlebih
dahulu sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dilakukan agar penelitian
yang dilakukan berada dalam satu koridor. Fokus penelitian dapat berubah sewaktu-waktu
sesuai dengan fenomena di lapangan.
2.
Menentukan
setting dan subjek penelitian; Setting penelitian menunjukkan komunitas yang
akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. Jadi setelah
merumuskan fokus penelitian, peneliti harus menentukan setting dan subjek
penelitian terlebih dahulu sebelum penelitian.
3.
Pengumpulan
data, pengolahan data dan analisis data; Penelitian kualitatif merupakan proses
penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan
data, dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data
terkumpul atau analisis data tidak mutlak dilakukan setelah pengolahan data
selesai. Dalam hal ini, sementara data dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan
melakukan analisis data secara bersamaan. Sebaliknya pada saat menganalisis
data, peneliti dapat kembali ke lapangan untuk memperoleh tambahan data yang
dianggap perlu dan mengolahnya.
4.
Penyajian
data; Setelah tahapan di atas dilakukan, selanjutnya adalah menyajikan data.
Prinsip dasar menyajikan data sama dengan menulis karya atau buku yaitu membagi
pemahaman kita tentang sesuatu kepada orang lain.
Demikian tahapan yang harus dilalui oleh
peneliti dalam penelitian kualitatif. Selamat meneliti dengan penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan Islam yang konsentrasinya manajemen
pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, motivasi dan lainnya, secara holistik
atau utuh dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode penggalian
data yang alamiah.
2. Penelitian kualitatif mempunyai fungsi dan
manfaat yang berbeda. Fungsinya pada intinya adalah untuk menemukan teori dan
juga mengembangkan teori.
3. Terdapat berbagai karakteristik yang
membedakan dengan penelitian lainnya, juga landasan teoritis dalam penelitian
kualitatif.
4. Penelitian kualitatif mempunyai paradigma
alamiah atau (naturalistic paradigm).
5. Masalah dalam penelitian kualitatif
biasa ditulis dalam bentuk fokus penelitian. Pada umumnya fokus penelitian
diformulasikan dalam kalimat tanya yang jelas formatnya, singkat, tajam dan
tidak mempunyai makna yang bias, namun kadang-kadang juga berbentuk kalimat
pernyataan yang keduanya juga tidak menutup kemungkinan untuk disempurnakan
setelah penulis terjun ke lapangan.
6. Model kualitatif dapat dikelompokkan
menjadi 4 model, yaitu model grounded research dari Glaser &
Strauss, model ethnometodologi dari Bogdan, model paradigma naturalistik dari
Guba & Lincoln, dan model interaksi simbolik dari Blumer.
7. Dalam penelitian kualitatif terdapat
tahap-tahap tertentu yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitian kualitatif. Tahap tersebut antara lain, menentukan fokus penelitian,
menentukan setting dan subjek penelitian, pengumpulan, pengolahan dan analisis
data dan penyajian data.
B.
Kritik
dan saran
inilah yang dapat penulis jelaskan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Bogdan, Robert
C., Sari Knop Biklen, Qualitative
Research For Education: an introduction to theory and methods ,London:
Boston London, 1982.
Hendrarso, Emy Susanti, "Penelitian
Kualitatif Sebuah Pengantar", dalam Bagong Suyanto dan Sutinah
(ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta:
Kencana, 2007.
Moleong,Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Muhajir, Noeng, Metodologi
Penelitian Kualitatif, edisi III, Yogyakarta: Raka Sarasin, 1996.
Mulyana, Dedy, Metodologi
Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Sudjana, Nana, Penelitian
dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009.
Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Bandung: Alfabeta, 2008.
Tanzeh, Ahmad, Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian,
Surabaya: eLKAF, 2006.
Taylor, Steven J.,
Robert C Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods: The Search
for Meaning, New York: Wiley and Sons Inc, 1984.
[1] Ahmad
Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: eLKAF, 2006),
110.
[2] Emy
Susanti Hendrarso, "Penelitian Kualitatif Sebuah Pengantar", dalam
Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2007), 165.
[3] Lexy
J.Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), 2.
[4] Robert C
Bogdan dan Sari Knop Biklen, Qualitative Research For Education: an
introduction to theory and methods ,(London: Boston London, 1982), 3. Lihat
juga Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi III, (Yogyakarta:
Raka Sarasin, 1996), 12. Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif:
Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
149.
[5] Steven J.
Taylor dan Robert C Bogdan, Introduction to Qualitative Research Methods:
The Search for Meaning, (New York: Wiley and Sons Inc, 1984), 5. Lihat juga
Hendrarso, "Penelitian Kualitatif…, 166.
[6] Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar …,
113.
[7] Moleong, Metodologi Penelitian…,
4.
[8] Ibid.,
5
[9] Ibid.
[10] Ibid.,
7.
[11] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), 195.
[12] Lihat
Bogdan dan Biklen, Qualitative Research…, 27-30.
[13] Ibid.
Moleong, Metodologi Penelitian…,8-13. Sudjana, Penelitian dan
Penilaian..., 197-200.
[14] Ibid.
(Metodologi Penelitian), 14-15.
[15] Ibid.,
19.
[16]
Hendrarso, "Penelitian Kualitatif…, 167
[17] Moleong,
Metodologi Penelitian…,24.
[18] Ibid.,
26.
[19] Ibid.,
49.
[20] Ibid.
[21] Moleong,
Metodologi Penelitian…,93.
[22] Tanzeh
dan Suyitno, Dasar-Dasar…, 123.
[23] Moleong,
Metodologi Penelitian…,97-98.
[24]
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung:
Alfabeta, 2008), 209.
[25] Muhajir,
Metodologi Penelitian…, 86.
[26] Ibid.,
86-87.
[27]
Hendrarso, "Penelitian Kualitatif…,170-173.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar