PENILAIAN
(ASSESSMENT)
Author
By: Aminatul Zahroh, M.Pd.I
Year: Magister – IAIN Tulungagung 2013
Language: Ind
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Seringkali
kita mendefinisikan bahwa antara penilaian (assessment) dengan evaluasi
memiliki arti yang sama. Anggapan tersebut merupakan suatu hal yang salah
kaprah. Antara penilaian (assessment) dengan evaluasi memiliki arti yang
berbeda. Untuk lebih jelasnya, berikut pemaparannya. ...Selamat
membaca...
Pengertian
penilaian (assessment) berbeda dengan evaluasi. Penilaian menunjuk pada
proses memperoleh informasi, sedangkan evaluasi menunjuk pada proses menentukan
kualitas kerja.[1]
Penilaian (assessment) bertujuan untuk menyediakan informasi yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan evaluasi.[2]
Pengertian
evaluasi adalah suatu proses pemetaan, pemprosesan dan penyediaan informasi
yang bermanfaat bagi penilaian alternatif keputusan. Pakar lain menyatakan
bahwa evaluasi adalah pengumpulan dan penggunaan informasi untuk membuat
keputusan mengenai program pendidikan.[3]
Penilaian
(assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada evaluasi
dan biasanya dilaksanakan secara internal. Penilaian (assessment) adalah
kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif tidak
efektif, berhasil tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau
tolak ukur yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan
demikian penilaian (assessment) dan evaluasi memiliki perbedaan dan
persamaan, perbedaan terletak pada fokus kegiatannya yakni penilaian (assessment)
lebih memfokuskan pada proses pengumpulan data, sedangkan evaluasi lebih
memfokuskan pada pengambilan keputusan. Persamaannya adalah penilaian (assessment)
dan evaluasi menjadikan program sebagai sasaran.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penilaian (assessment). Pertama, penilaian
diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Kedua, penilaian
menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya. Ketiga, sistem yang direncanakan adalah
sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. Keempat,
hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi siswa yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. Kelima, sistem
penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk atau hasil dalam melakukan
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
Semoga
bermanfaat. Aaamiinn
ya robbal alamin.