Rabu, 06 Februari 2013

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian
Oleh: Aminatul Zahroh
Penulis Buku & Akademisi Program Pascasarjana

A.  Latar Belakang Masalah
Pada diri setiap manusia terdapat dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu (human curiousity). Karena dorongan ingin tahu tersebut, semenjak kanak-kanak, manusia cenderung untuk mempertanyakan berbagai hal yang belum diketahui dan dipahaminya. Baik yang berada dalam medan pengamatannya maupun pemikirannya. Dorongan dan kecenderungan tersebut, mengisyaratkan adanya keinginan manusia untuk lebih memahami dunia dimana dia hidup, baik dalam dunia alam maupun dunia sosial.[1] 
Sebagai contoh, seseorang yang bekerja sebagai guru sekolah akan selalu berusaha membuat anak didiknya memperoleh prestasi yang baik. Apabila ada salah satu anak didik memperoleh nilai yang tidak memuaskan, maka guru akan selalu mencari cara agar anak tersebut berhasil dalam memperoleh nilai yang memuaskan.  
Jika melihat dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa bibit kegiatan penelitian telah ada dan demikian akrab dalam kegiatan manusia. Namun, apakah setiap orang yang melakukan pengamatan dan pemahaman terhadap sesuatu bisa disebut penelitian? Dalam makalah ini, kami mencoba membahas mengenai paradigma penelitian yang kami anggap sebagai dasar untuk mengetahuai apa sesunggunya penelitian itu.
                                   
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Paradigma Penelitian
Pengertian paradigma dalam Kamus Bahasa Indonesia lengkap adalah “daftar uraian atas kata menjadi unsur-unsur pembentuk kata tersebut”.[2] Sedangkan paradigma penelitian terkait dengan pertanyaan fundamental berupa pertanyaan ontologis, epistemologis dan metodologis. Paradigma adalah kontruksi manusia. Apa yang benar tentang paradigma adalah benar berkenaan dengan analisis, suatu konstruksi manusia milik kita. Adapun hubungan persoalan mendalam secara metafisik (ontologis), epistemologis dan metodologis dengan paradigma penelitian., menurut Guba dan Lincoln (1994), dapat dilukiskan dalam tabel 1.1. tabel berikut melukiskan posisi tiap paradigma dalam hubungannya dengan ontologi, epistemologi dan metodologi. Tabel 1.1. juga menunjukkan kedudukan paradigma dalam hubungannya dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif terkait dalam paradigma teori kritis dan konstruktif, sedangakan penelitian kuantitatif terkait dengan paradigma positivisme dan postpositivisme.[3] 
Table 1.1: metafisika (kepercayaan dasar) tentang alternatif paradigma penelitian[4]
item
positivisme
postpositivisme
Teori kritis
konstruksivisme
Onto-
logi
Realisme live-realitas “real” yang dapat difahami
Realisme kritis-realisme “real” tetapi hanya dapat dipahami secara tidak sempurna dan probabilitas
Realisme historis-realitas sebenarnya dibentuk oleh faktor sosial, politik, cultural ekonomi, etnik, gender, didapatkan dalam waktu
Realitivisme-lokal dan spesifik yang terbentuk secara khusus
epistemologi
Dualistis/obyectivis penemuan kebenaran
Modifikasi dualistis/obyectivis/tradisi/komonotaskritis; kemung- kinan temuan benar
Transaksional/subyectivist; perantara nilai temuan
Transaksional, subyectivist; menciptakan temuan-temuan
Metodolo
gis
Experinmental/manipulasi; verifikasi hipotesis, terutama metode kuantitatif
Modifikasi eksperimen perbanyakan kritis; falsifikasi hipotesis; mencakup metode kualitatif
Dialogis/dielektik
Hermeneutik/dialektik


B.     Hakekat Penelitian
1.      Pengertian penelitian
Penelitian secara ilmiah, dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan suatu keyakinan bahwa setiap gejala akan dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya atau kecenderungan yang timbul. “…the careful, diligent, and exhaustive investigation of a scientific subyect matter, having as its aim the advancement of mankind’s knowledge”.[5]
Penelitian tidak lain adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian. Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, sebagai contoh misalnya penemuan benua Amerika adalah penemuan yang cocok untuk arti discovery. Sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta. Misalnya hasil cloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.[6]
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang akui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memcahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali`dengan cara yang sama dan hasil yang sama.[7]
Penelitian menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sukardi dalam bukunya “Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya” ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional yang lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaanya.[8]
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak lain adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi, misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.[9] Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian atau research memiliki ciri: sistematis, logis dan empiris. Sistematis artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal (nalar). Empiris artinya berdasarkan realitas atau kenyataan.[10]
2.      Tujuan penelitian
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori. Tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya pendektan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, manaksir dan meramalkan hasilnya.[11]
Soekamto (1986) menjelaskan bahwa suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu empirik, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha untuk mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih atau menjadi diragu-ragukan kebenarannya. Penelitian yang bertujuan menemukan problematik-problematik baru bisa disebut penelitian eksploratif. Penelitian yang khususnya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada dinamakan penelitian pengembangan (developmental research). Sedang penelitian yang ditujukan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian verifikatif.[12]
Suatu penelitian mungkin dilakukan hanya sampai pada taraf deskriptif, mungkin juga sampai pada taraf inferensial. Pada taraf deskriptif orang hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum. Sebaliknya, dalam penelitian yang dilakukan sampai taraf inferensial orang tidak hanya berhenti pada taraf melukiskan melainkan dengan keyakinan tertentu mengambil kesimpulan-kesimpulan umum dari bahan-bahan tentang obyek persoalannya. Kesimpulan-kesimpulan semacam inilah yang nantinya diharapkan dapat dijadikan dasar-dasar deduksi untuk menghadapi persoalan-persoalan khusus atau tindakan-tindakan praktis tentang kejadian-kejadian tertentu.[13]
Sebagaimana yang telah dinyatakan Selltiz, dalam Soekamto (1986) maka tujuan dari penelitian adalah.”…to discover answers to questions throught the application of scientific procedures. These procedures have been developed in order to increase the likelihood that the information gathered will be relevant to the question asked and will be reliable and unbiased…”.[14]
Apabila pernyataan tersebut dijabarkan lebih lanjut, maka akan tampak bahwa tujuan-tujuan dari penelitian (research purposes) adalah sebagai berikut:[15]
a)      Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan masalah
b)      Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan hipotesa.
c)      Untuk menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari:
Ø  Suatu keadaan
Ø  Perilaku pribadi
Ø  Perilaku kelompok tanpa didahului dengan hipotesa
d)     Mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa.
e)      Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain (biasanya bedasarkan hipotesa)
f)       Menguji hipotesa yang berisikan hubungan-hubungan sebab akibat (harus didasarkan pada hipotesa)
3.      Fungsi-fungsi penelitian
Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan penelitian merupakan salah satu media yang handal untuk memenuhi bermacam-macam fungsi sebagai berikut:[16]
a)      Menemukan sesuatu yang baru. Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru, dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang handal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuan. Melalui penelitian yang baik, hasil temuan dapat diakui oleh para ahli dibidangnya.
b)      Mengembangkan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui media penelitian. Melalui penelitian dimana seorang peneliti biasanya dalam melakukan kajian terhadap permasalahan yang relevan dengan mengeksplorasi terhadap yang telah dilakukan para peneliti pada waktu lalu dan kegiatan penelitian saat sekarang untuk kemudian dilakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ada. Hasil dari kegiatan tersebut semakin luas dan berkembang dengan tanpa overlapping (tumpang tindih) yang berarti.
c)      Melakukan validasi terhadap teori lam. Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau pembaharuan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku. Melalui penelitian, hasil temuan yang memang dapat berlaku secara universal, dapat diangkat menjadi hukum yang mungkir berlaku sepanjang waktu. Contoh hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku di antaranya adalah gaya gravitasi bumi terhadap suatu benda yang selalu mengarah ke pusat bumi oleh Newton., dalil-dalil dalam teori Phytagoras, dan sebagainya. Dalam bidang pengetahuan sosial dapat memperkuat, mengubah atau menolak hasil temuan dari paradigma lama, ketika ternyata hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat, membedakan atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.
d)     Menemukan permasalahan penelitian. permasalahan penelitian pada prinsipnya dapat diperoleh dimana saja seorang peneliti berada. Karena sebenarnya masalah penelitian selalu ada. Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan kejelian dan penggunaan criteria yang baik dari para peneliti. Salah satu sumber penelitian yang signifikan adalah dalam penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti. Karena dalam penelitian yang baik biasanya dalam bab kesimpulan, implikasi dan saran, di samping memperoleh hasil temuan juga diberikan permasalahan baru yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilaporkan.
e)      Menambah khasanah pengayaan ilmiah yang baru.. penelitian yang baik di samping memenuhi butir ke empat dari fungsi-fungsi penelitian, dapat pula befungsi sebagao pelengkap khasanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan senantiasa berkembang kea rah penyempurnaan terhadap ilmu pengetahuan yang ada. Sebagai contoh dalam perkembangan tehnologi informasi.. jika pada tahun 1955 baru tahap awal lahirnya komputer generasi pertama dengan bentuk yang terlalu besar, dengan harga sangat mahal, dan kapasitas terbatas dalam waktu lambat. Dengan perkembangan yang terakhir tahun 2000, penggunaan komputer dalam tehnologi informasi sudah sedemikian canggih dengan karakteristik bentuk fisik kecil bahkan portabel, harga relatif dapat terjangkau, kapasitas dan kecepatan bekerja cepat. Sayangnya budaya menambah khasanah dalam ilmu pengetahuan kurang berkembang di masyarakat Indonesia. Budaya tulis dengan mengedepankan hasil penelitian berkembang lebih lambat jika dibandingkan dengan budaya lisan.

C.    Jenis-Jenis dan Macam-Macam Penelitian
1.      Jenis-jenis penelitian
Penggolongan jenis-jenis penelitian tergantung kepada pedoman dari segi mana penggolongan itu ditinjau. Keseragaman dasar tinjauan penggolongan belumlah tercapai. Namun secara umum dapatlah dicatat jenis-jenis penggolongan sebagai berikut:[17]
a)      penggolongan menurut bidangnya: penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik, penelitian biologi, penelitian ekonomi, dan sebagaimana
b)      penggolongan menurut tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian kancah
c)      penggolongan menurut pemakainnya: penelitian murni (pure reseach) dan penelitian terpakai (applied research)
d)     penggolongan menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif
e)      penggolongan menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial
f)       penggolongan menurut approachnya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional
Kecuali yang disebutkan itu masih ada beberapa jenis penggolongan lainnya yang tidak perlu disebutkan satu demi satu. Hanya satu catatan perlu dikemukakan, yaitu karena banyak sekali overlapping antara penggolongan seperti disebutkan di atas tidak selalu dapat diikuti oleh semua orang. Misalnya saja deskriptif dan inferensial, oleh beberapa orang mungkin disebut tujuan bukan taraf. Hal semacam itu hendaknya tidak dipandang sebagai suatu kesalahan, melainkan sebagai suatu kewajaran karena dasar-dasar pengertian penggolongan yang memang lain.[18]
Dalam referensi lain, ada beberapa pendapat mengenai jenis penelitian dalam berbagai sudut pandang. Beberapa diantaranya adalah:[19]
a)      Berdasarkan cara dan taraf pembahasan masalah
Dalam hal ini jenis penelitian dibagi menjadi dua macam:
Ø  Penelitian diskriptif
Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti.
Ø  Penelitian inferensial
Penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah, keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian secara menyeluruh, meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu. Fakta yang tidak ada tidak sekedar dilaporkan apa adanya, tetapi juga analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran.
b)      Berdasarkan tujuan
Berdasarkan tujuan dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Ø  Penelitian eksploratif
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu atau memperkembangkan hipnotis untuk penelitian lanjutan.
Dalam penelitian eksploratif, peneliti perlu mencari hubungan gejala-gejala sosial maupun fisik untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut. Peneliti perlu memperluas dan mempertajam dasar-dasar empiris mengenai hubungan diantara gejala sosial atau gejala-gejala fisik sehingga ia benar-benar mampu merumuskan hipotesis-hipotesis yang berarti bagi penelitian lanjutan.
Instrumen yang dapat dipakai untuk mengumpulkan data biasanya adalah wawancara, pengamatan (observasi), dan kepustakaan. Data yang berhubungan dengan obyek penelitian dikumpulkan sebanyak mungkin guna mendukung kesimpulan dan menciptakan hipotesis.
Ø  Penelitian uji
Tujuan penelitian ini adalah menguji satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Penelitian ini didasarkan atas suatu naskah penelitian yang mempersoalkan langkah-langkah teknis dan metodis yang akan diambil untuk menguji hipotesis. Sampel yang akan diambil harus benar-benar mewakili populasi.
Dasar yang paling tepat untuk melakukan penelitian uji adalah eksperimen guna mengetahui sebab akibat.
Ø  Penelitian deskriptif
Penelitian ini sama dengan penelitian pada pembahasan penelitian deskriptif di atas.
c)      Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaannya
Dalam hal ini juga dibagi menjadi tiga macam:
Ø  Studi kasus
Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi, dan mendalam. Subyek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus.
Tujuan studi kasus adalah memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang diteliti yang berarti bahwa studi ini bersifat sebagai satu penelitian yang eksploratif. Karena sifatnya yang mendalam, studi kasus pada umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yakni hasil pengumpulan dan analisis data dalam satu jangka waktu tertentu.
Ø  Survei
Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang dikumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial. Bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim, dan sebagainya, sedangkan yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk, dan sebagainya.
Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif  maupun untuk menguji suatu hipotesis. Disamping itu, survei juga dipakai dalam penelitian penelitian eksploratif yang bertujuan menguji hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.
Ø  Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan guna mendapatkan sesuatu hasil. Hasil tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel satu dengan variabel lainnya. Tujuan eksperimen adalah untuk mengetahui sebab dan akibat dari obyek yang diteliti.
d)     Berdasarkan bidang yang dipilih
Berdasarkan bidang yang dipilih menjadi dua macam, yaitu:
Ø  Penelitian bidang ilmu eksakta
Peneliti ini dapat berupa penelitian ilmu pengetahuan alam, ilmu kimia, matematika, biologi dan sebagainya.
Ø  Penelitian bidang ilmu sosial
Penelitian ini dapat berupa ilmu sejarah, sosiologi, agama, bahasa, kependudukan, dan sebagainya.
e)      Berdasarkan pemakaiannya
Berdasarkan pemakaiannya menjadi dua macam:
Ø  Penelitian murni
Penelitian ini bersifat menguji ilmu tertentu dengan menggunakan teori tertentu. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh teori-teori baru dalam bidang ilmu yang diselidiki. Hal tersebut menjadikan penelitian murni disebut juga penelitian dasar.
Ø  Penelitian terpakai/terapan
Tujuan penelitian ini adalah agar hasilnya dapat dipergunakan atau diimplementasikan. Penelitian terapan diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan yang perlu diperbaiki.
Untuk itu peneliti berusaha menemukan masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan yang menjadi faktor penghambat terhadap subyek yang diteliti, kemudian dicari alternative cara yang paling tepat dan praktis untuk mengatasinya.
f)       Berdasarkan tempatnya
Ada tiga macam jenis penelitian berdasarkan tempatnya sebagai berikut:
Ø  Penelitian laboratorium
Penelitian ini menggunakan alat-alat laboratorium sebagai media penelitian.
Ø  Penelitian kepustakaan
Penelitian ini menggunakan kepustakaan sebagai sumber data penelitian. peneliti berusaha mencari data dari berbagai literature yang berhubungan dengan subyek yang mereka teliti, baik melalui perpustakaan maupun tempat lainnya.
Ø  Penelitian lapangan
Penelitian ini dilakukan di lapangan dalam arti dapat berupa wilayah tertentu (desa, kecamatan, kabupaten dan sebagainya), lembaga/instasi atau organisasi kemasyarakatan, serta obyek-obyek alami seperti penelitian tanah, tanaman, hewan, sungai, topografi dan sebagainya.
2.      Macam-macam penelitian
Apabila dibicarakan mengenai macam-macam penelitian, maka masalah tersebut senantiasa tergantung dari sudut mana seseorang melihatnya. Dilihat dari sudut sifatnya, dikenal adanya penelitian eksploratif atau menjelajahi, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatoris. Penelitian eksploratif dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Kadang-kadang penelitian semacam itu disebut feseability study yang bermaksud memperoleh data awal.[20]
Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.[21] Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru. Apabila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup, maka sebaiknya dilakukan penelitian eksplanatoris yang terutama dimaksudkan untuk menguji hipotesa-hipotesa tertentu.[22] Obyek telaahan penelitian eksplanasi (explanatory research) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya.[23]

DAFTAR RUJUKAN

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1975.
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007.
Pabundu Tika, Moh, Metode Penelitian Geografi Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005.
Santoso, Gempur, Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Tanzeh, Ahmad Metode Penelitian Praktis, Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004.
Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras, 2009.
                     



[1]Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), 1
[2]Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, tt), 467
[3]Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), 2-3
[4]ibid
[5]Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 6
[6]Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), 3
[7]Ibid, 4
[8]Ibid
[9]Ibid
[10]Gempur Santoso, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), 4
[11]Ahmad Tanzeh, Pengantar …, (Yogyakarta: Teras, 2009), 10
[12]Ibid
[13]Ibid
[14]Ibid
[15]Ibid, 12-13
[16]Sukardi, Metodologi …, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), 8-10
[17]Ahmad Tanzeh, Metode …, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 8
[18]Ibid, 9
[19]Moh. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), 4-9
[20]Ibid
[21]Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 97
[22]Ibid, 10                                                                                        
[23]Sanapiah Faisal, Format-Format…, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), 21

1 komentar: