Rabu, 06 Februari 2013

Analisis Data Penelitian

ANALISIS DATA PENELITIAN
Oleh: Aminatul Zahroh
Penulis Buku & Akademisi Program Pascasarjana STAIN Tulungagung

A.  Definisi Analisis Data
Patton menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar . Sedangkan menurut Taylor, mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.[1]
Kegiatan analisis data dalam suatu penelitian umumnya dapat dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu mendeskripsikan data dan melakukan uji statistika (inferensi).
1.      Mendeskripsikan Data
Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
Mendeskrisikan informasi dari responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskrisikan data dapat dilakukan dengan menggunakan statistic deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistic adalah untuk meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh seorang peneliti atau pengembangan adalah menganalisis data yang ada dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis dengan deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara lebih ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan, dan mengukur posisi suatu skor.
2.      Melakukan uji statistika (inferensi)
Dalam metodologi penelitian seorang peneliti sering dihadapkan pada dilematis meakukan tindakan untuk dapat menjustifikasi kesimpulan secara logis atas dasar data yang ada atau premis yang terbatas. Hal ini diperbolehkan sepanjang aturan statistika dan metodologi penelitian tidak dilanggar. Pendekatan yang digunakan adalah statistik inferensi. Yang fungsinya untuk menentukan hasil dari data yang ada (cuplikan) adalah sama dengan hasil populasi. Berikut beberapa kondisi yang mendorong untuk melakukan inferensi, yaitu;
a.    Keterbatasan dana, tenaga, dan waktu merupakan alasan klasik yang sering dilakukan para peneliti untuk menggunakan inferensi dalam analisi data.
b.    Menggunakan konsep populasi dan sampel dalam kegiatan pengambilan data.
c.    Melakukan testing hipotesis
d.   Melakukan generalisasi hasil yang diperoleh.[2]

Ada empat tingkat atau skala pengukuran, yaitu;[3]
1.      Skala Nominal
Skala nominal adalah metode kuantifikasi tingkat terendah. Suatu skala nominal menunjukkan atau menggambarkan perbedaan antara berbagai hal, dengan cara memberikan kategori-kategori seperti guru besar, lektor kepala, lektor, lektor muda, lektor madya, asisten ahli, asisten ahli madya, atau kategori jenis kelamin: wanita dan pria.
Tiap individu hanya dapat menjadi anggota dari salah satu kategori, dan semua anggota kategori itu memiliki karakteristik tertentu yang sama. Kategori-kategori seperti suku, kota, tingkat pendidikan, pekerjaan, atau agama, semuanya adalah contoh data nominal.
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal bisa berupa urutan kedudukan klasifikasi yang dinyatakan dalam lebih besar daripada atau lebih kecil daripada. Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang paling rendah, dinyatakan dalam bentuk-posisi relatif atau urutan kedudukan pada suatu kelompok: ke-1, ke-2, ke-3, ke-4,..., ke n. Ukuran ordinal memiliki harga mutlak. Perbedaan (selisih) antara urutan-urutan yang berdekatan, mungkin tidak sama. Misalkan tinggi badan beberapa orang, juga misalkan dalam kuesioner tertutup, responden disuruh memilih empat pilihan, misalnya tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (S), sangat setuju (SS), atau dengan pilihan tidak puas (TP), kurang puas (KP), puas (P), sangat puas (SP).
3.      Skala Interval
Suatu skala yang didasarkan atas unit-unit pengukuran yang sama, yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu karakteristik atau sifat tertentu. Contoh alat ukur yang menggunakan prinsip skala interval adalah alat ukur suhu manusia, yaitu alat termometer, dan alat ukur IQ manusia.
4.      Skala Rasio
Karakteristik yang dimiliki oleh tiga alat ukur tersebut diatas, yaitu membedakan, mengurutkan, dan menjumlah-mengurangi dimiliki oleh skala ukur rasio ini. Di samping itu, skala ukur rasio juga mempunyai titik awal, yaitu titik sebagai awal pengukuran, sehingga dengan alat ukur ini sifat-sifat perkalian, pembagian, pengurangan, dan penjumlahan dimiliki. Hampir semua alat ukur di bidang ilmu pengetahuan alam dan teknik menggunakan alat ukur skala rasio. Misalnya alat ukur kilogram (kg) untuk massa, kilometer untuk jarak, meter/detik untuk kecepatan, detik untuk waktu, dan sebagainya.[4]

B.  Teknik Menganalisis Data Dengan Statistik Deskriptif Dan Inferensial
Statistika deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Misalnya penyajian data menggunakan table, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, desil, persentil, rata-rata, standar defiasi, porsentasi, korelasi, dan regresi tanpa pengujian signifikasi. Statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan (dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna.[5]
Statistika inferensial adalah teknik statistic untuk menganalisis data sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan). Bila peluang kesalahan sebesar 5 persen, maka taraf kepercayaannya sebesar 95 persen. Ini disebut sebagai taraf signifikasi yang mencerminkan kemampuan suatu sampel untuk dilakukan generalisasi terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan tertentu. Dengan menggunakan uji t dan uji F diperoleh taraf signifikasi tertentu.[6]
Analisis statistik inferensial selalu melibatkan proses sampling dan pemilihan sekelompok kecil yang diasumsi berhubungan dengan kelompok besar tempat ditariknya kelompok kecil itu. Kelompok kecil itu adalah sampel, sedangkan kelompok besar yang menjadi “asal” sampelnya disebut populasi (universe). Penarikan kesimpulan mengenai populasinya didasarkan atas hasil observasi terhadap sampel.[7]
Statistika inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya.[8]

C.  Teknik Menganalisis Data Dengan Statistik Parametris Dan Non Parametris
Penggunaan cara pengolahan data menurut statistik, harus dapat dipahami adanya dua jenis data, yaitu data parametrik dan data nonparametrik.
a.     Data parametrik, adalah jenis data yang terukur, menggunakan tes statistik yang diasumsikan bahwa, data tersebut memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Tes parametrik digunakan untuk data berskala interval ataupun data berskala rasio.
b.    Data nonparametrik, adalah jenis data yang dihitung atau diranking. Tes statistik nonparametrik merupakan tes bebas distribusi, tidak berdasarkan pada asumsi bahwa populasinya berdistribusi normal.[9]
Ukuran uji dalam Statistik parametris antara lain;
1.    T-test [10]
a.    Paired sample t-test (uji t  untuk dua sampel yang berpasangan)
·      Tujuan: Untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak. 
·      Sampel berpasangan (paired sample) adalah sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.      
·      Data: Data Jenis Kuantitatif dan berdistribusi normal
·      Contoh soal Paired Sample t-test: Masyarakat ingin mengetahui apakah siswa yang lulus dengan nilai UN terbaik adalah siswa  siswa yang cerdas dan bisa masuk pada perguruan tinggi negeri dengan menggunakan tes. Apakah mereka bisa diterima atau tidak.
b.    One Sample t-Test
·      Tujuan: Menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak, dengan rata-rata sebuah sampel.
·      Data: Data bertipe kuantitatif, dengan asumsi: Data berdistribusi normal dan Data sampel berjumlah sedikit (<30)
c.    Independent Sample t-Test
·      Tujuan: Membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak secara signifikan.
·      Data: Data kuantitatif, dengan asumsi data berdistribusi normal dan jumlah sampel sedikit (<30)
·      Contoh soal Independent Sample T-Test: Sejumlah tes dilakukan untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa pada masing-masing pelajaran.
2.    Anova [11]
ANOVA bisa digunakan untuk:
1.    Menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak.
2.    Menguji apakah dua buah sampel mempunyai varians populasi yang sama atau tidak. Asumsi: Populasi yang akan diuji berdistribusi normal, Varians dari populasi tersebut adalah sama, dan Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain.
Beberapa macam Anova;
a.    One Way  ANOVA
·      Data: Data kuantitatif dan kualitatif
·      Jika uji t digunakan untuk pengujian dua sampel, uji F atau ANOVA digunakan untuk pengujian lebih dari dua sample.
b.    Multivariate ANOVA
·      Tujuan: Menguji kesamaan vektor dari rata-rata variabel dependent pada berbagai group.     
·      Data: Variabel dependent adalah data kuantitaif, sedangkan grup (faktor) adalah data kualitati / numerik.
·      Contoh Soal Multivariate ANOVA: Sebuah sekolah/madrasah mempunyai 3 siswa terbaik. Kepala sekolah/madrasah ingin mengetahui, apakah ada perbedaan terkait kecerdasan pada masing-masing mata pelajaran diantara 3 siswa tersebut? Selama ini mereka hanya menyukai mata pelajaran yang ada hubungannya dengan bidang eksak saja.
3.    Korelasi [12]
Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variable-variable yang diminati, apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variable-variable dalam populasi asal sampel, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variable tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi saja. Berikut beberapa macam korelasi, yaitu;
a.    Korelasi Bivariat
Korelasi Bivariat adalah mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian (bivariate).Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson yang untuk mengukur korelasi data interval dan rasio.
Contoh soal: Ingin diketahui  apakah ada korelasi (hubungan) diantara variable-variable berikut: motivasi belajar dengan prestasi siswa.
b.    Korelasi Partial
Korelasi Partial adalah pembahasan mengenai hubungan linier antara dua variable dengan melakukan kontrol terhadap satu atau lebih variable tambahan (disebut variable kontrol).
Contoh soal: Seorang  peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara Prestasi belajar siswa dengan Motivasi belajar dan  tingkat kecerdasan (diukur dengan IQ) sebagai variable yang mengatur. Untuk itu, diambil 9 orang siswa untuk diuji.
Ukuran uji dalam Statistik nonparametrik, antara lain;[13]
1.    Chi-Square
Uji Chi-square untuk satu sampel  bisa dipakai untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi  asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini bisa juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), sebab untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).
Pada prakteknya, uji ini tetap mengikuti prinsip dasar pengujian Chi-square, yaitu membandingkan antara frekuensi-frekuensi harapan dengan frekuensi-frekuensi teramati.
Contoh: MAN 1 Tulungagung ingin mengetahui tingkat kecerdasan dari para pada kelas akselerasi.
2.    Uji Data 2 Sampel Berhubungan (Dependent)
a.    Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
·      Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon selain memperlihatkan arah perbedaan juga memperlihatkan besar relatif dari perbedaan tersebut. 
·      Sampel yang digunakan adalah sampel yang berhubungan.
·      Data yang digunakan adalah data yang  dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas).
·      Jumlah data sedikit (<30).
b.    Uji Tanda (Sign)
·      Prosedur uji tanda didasarkan pada tanda positif atau negatif bagi selisih nilai pengamatan pada setiap pasangan sampel. Jadi pada hakekatnya pengujian ini hanya memperhatikan arah perbedaan saja bukannya besarnya perbedaan. 
·      Uji tanda dapat digunakan sebagai uji signifikansi perubahan (sebelum dan sesudah perlakuan).
·      Data berdistribusi bebas.
·      Contoh: Suatu penelitian ingin meneliti kecerdasan siswa sebelum dan sesudah ia belajar.. Tentukan apakah ada peningkatan kecerdasan yang signifikan atau tidak.

3.    Uji Tanda 2 Sampel Tidak Berhubungan (Independent)
a.    Uji Mann-Whitney
·      Data berdistribusi bebas
·      Jumlah data yang digunakan sedikit (<30)
·      Data yang digunakan tidak berhubungan satu sama lain (independen)
·      Digunakan untuk menguji perbandingan 2 perlakuan, atau uji perbandingan suatu perlakuan terhadap kontrol.
·      Nilai pengamatan kedua sampel minimal berskala ordinal. 
·      Contoh: Sebuah riset untuk menguji kemampuan kecerdasan dari siswa MAN 1 Tulungagung untuk acara olimpiade MIPA dari tahap I maupun tahap II. Diambil 26 responden dari tahap I dan tahap 2.
b.    Korelasi Sperman & Kendall
Digunakan untuk mengukur hubungan keeratan antara variabel-variabel khusus pada data nonparametrik, dimana data memiliki sebaran tidak normal. Tujuan  dari korelasi ini adalah penghitungan korelasi Spearman dan Kendall, di mana syaratnya semua variable bisa Ordinal (isi variabel berjenjang, seperti Sangat baik, baik, tidak baik, dan sebagainya).
Data: Data bisa kualitatif dan kuantitatif yang masing-masing mempunyai ukuran korelasi sendiri-sendiri. Contoh: berikut data nilai siswa MAN 1 Tulungagung dengan siswa MAN 2 Tulungagung yang meliputi hasil prestasi, IQ, dan ketertiban siswa.
       

DAFTAR RUJUKAN

Faisal, Sanapiah Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Kurnia, Ahmad, 2010 http://skripsimahasiswa.blogspot.com/search/label/Teknik analisa data (diakses tanggal 30 April 2011)
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT. Bumi Aksara,  2007.
W. Best, John, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
Wati,  Yulia, Modul Praktikum Lab. Statistik (J0212), Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2008.



[1]Ahmad kurnia, 2010 http://skripsimahasiswa.blogspot.com/search/label/Teknik analisa data (diakses tanggal 30 April 2011)
[2] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,  2007), 86-92
[3] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 249-251
[4] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,....., 96
[6] Ibid 
[7] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan,...., 253
[9] John. W. Best.. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992),
[10] Yulia Wati. Modul Praktikum Lab. Statistik (J0212).(Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2008), 68-77
[11] Ibid, 81-89
[12] Ibid, 40-44
[13] Ibid, 90-103

Tidak ada komentar:

Posting Komentar