EVALUASI TERHADAP
PEMBINAAN GURU
Oleh: Aminatul Zahroh
Akademisi Pascasarjana
STAIN Tulungagung
A. Pengertian
Evaluasi Terhadap Pembinaan Guru
Evaluasi
program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan
supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka
mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam supervisi
pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang
terjadi pada periode tertentu. Perubahan yang diharapkan dari semua personil
dalam supervisi dan dalam perbaikan program melibatkan supervisor, guru, dan
murid. Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam
diri anak didik. Perlu dipertimbangkan bahwa ruang lingkup supervisi pendidikan
meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuan yang akan dicapai,
teknik pencapaian tujuan, perubahan
dibidang kurikulum dan bimbingan.
Supervisor
pendidikan dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus
mencakup bidang luas, dalam arti bahwa seluruh situasi yang disupervisi,
termasuk supervisor sendiri juga harus dievaluasi.[1]
Evaluasi
program supervisi pendidikan tidak berarti kita mengevaluasi suatu rencana
program supervisi pendidikan dalam arti rencana. Evaluasi program supervisi
pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan
telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi
juga proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan. Bahkan ruang lingkup
evaluasi program supervisi pendidikan menyangkut semua komponen yang terkait
dalam pelaksanaan supervisi pendidikan. Komponen tersebut meliputi aspek,
personal, material, dan aspek operasional supervisi pendidikan.
Supervisi
pendidikan dapat dilihat hasilnya dalam jangka panjang. Sedangkan hasil
supervisi pendidikan yang dapat diketahui dengan cepat hanya penampakan hasil
sementara. Dan hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi kita dalam mengevaluasi
program supervisi pendidikan, mengingat ruang lingkup yang akan disupervisi
sangat luas (guru, staf sekolah, program sekolah pun
merupakan sasaran evaluasi program supervisi pendidikan).
An important characteristic of modern
supervision is its emphasis on evalution, including evalution of the teacher
and the school’s program.[2]
Ciri utama supervisi modern adalah adanya penekanan pada evaluasi, termasuk
evaluasi terhadap keberhasilan guru, dan keberhasilan program sekolah.
B. Langkah
Evaluasi Terhadap Pembinaan Guru
Langkah-langkah
evaluasi terhadap pembinaan guru, antara lain;
a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan
evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap pembinaan guru yang
dievaluasi.
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam
menentukan keberhasilan
pembinaan guru yang akan dievaluasi.
pembinaan guru yang akan dievaluasi.
c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan
digunakan.
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan
menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.
e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan
lebih lanjut terhadap pembinaan guru berikutnya berdasarkan hasil evaluasi
tersebut.[3]
C. Latar
Belakang diperlukanya Program Supervisi Pendidikan
Salah
satu fungsi Supervisi Pendidikan adalah untuk menilai segala aspek yang terjadi
dalam proses pendidikan. Lebih penting evaluasi terhadap guru tidak dapat
dipisahkan dengan evaluasi terhadap murid, sarana prasarana,
masyarakat, sekolah kepemimpinannya, dan
aspek administrasinya.
Hubungan
antara guru dengan supervisor sering dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya
apabila keduanya ada penilaian. Hal ini benar apabila pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan dalam mengevaluasi bersifat mengorek kesalahan-kesalahan saja
dan bersifat inspektif. Cara-cara ini digunakan oleh supervisor konvensional
yang diwarisi cara lama dengan kebiasaan bersifat inspektif dan korektif. Supervisi modern perlu pendekatan manusiawi
dalam melaksanakan evaluasi program supervisi pendidikan.[4]
Tujuan
supervisi modern adalah untuk mendalami kebutuhan guru secara individual, membantu mereka secara individual pula, mendalami kebutuhan-kebutuhan personal lain (staf
non guru), meneliti
sistem yang digunakan, dan meneliti sarana dan prasarana sekolah. Hasil dari
pendalaman dan penelitian tersebut sebagai bahan masukan bagi supervisor dalam
rangka memberikan atau mengadakan perbaikan di kemudian hari. Dengan demikian
supervisor benar-benar membantu menanggapi peningkatan usaha sekolah secara menyeluruh
Guru-guru
baru sangat perlu disupervisi untuk mengantar mereka memasuki suasana kerja
yang baru. Lebih-lebih guru muda dan tua seringkali berimplikasi pada
persingungan nilai yang berbeda. Dengan memperoleh supervisi, guru-guru baru tersebut dapat menyesuaikan diri dengan situasi barunya, mereka tidak merasa asing tetapi merasa
diterima oleh kelompok guru lainya.
Semua
situasi tersebut, memerlukan
adanya pelaksanaan program supervisi pendidikan yang mantap dan terarah. Untuk
melaksanakan program supervisi pendidikan yang mantap perlu adanya evaluasi
yang baik, yaitu
dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip obyektif, kooperatif, integral, dan kontinyu.[5]
a.
Tujuan Evaluasi Supervisi Pengajaran
The purpose of any program of evalution is to
discover the needs of the individuals being evaluated and than to design
learning experinces the will satisfy these needs.
Tujuan program evaluasi adalah meneliti atau menemukan
kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang dinilai dan kemudian digunakan untuk
merencanakan pengalaman belajar yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap
individu tersebut.
Keefektifan
supervisi pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau mendeskripsikan
perubahan-perubahan atau
perbaikan-perbaikan yang
terjadi dalam keseluruhan program pendidikan.[6]
Tujuan
evaluasi Supervisi Pendidikan untuk melihat perubahan-perubahan dan perbaikan, antara lain;
1. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam
mencapai tujuan.
2. Perbaikan di bidang kurikulum
3. Perbaikan praktek mengajar
4. Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi dan
alat bantu mengajar.
5. Perkembangan personal dan profesional guru
secara umum.
Dengan evaluasi program supervisi dapat
dilihat;
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi di
sekolah mencapai tujuan.
2. Memberikan pertimbangan demi perkembangan
pendidikan di masa yang akan datang.
3. Memperbaiki praktik-praktik pembinaan personil sekolah.
4. Memberikan dorongan peningkatan proses belajar
mengajar di sekolah.
5. Mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua
dan masyarakat terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
6. Memberikan pertimbangan dan saran atas
peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.
7. Membina para personel sekolah dalam mengelola
kurikulum sekolah.
Mildred
E.Swearingen, “Supervision of instruction” Ada beberapa tujuan evaluasi Supervisi Pendidikan, diantaranya;
1. Menentukan kemajuan (apakah tujuan supervisi
itu tercapai hanya sebagian atau sudah
secara keseluruhan).
2. Memperjelas nilai-nilai (nilai-nilai yang dianut selama ini masih dipakai atau
tidak. Misal, Guru
masuk mengucapkan salam).
3. Mendapatkan bukti (apabila supervisi pendidikan
bertujuan memperbaiki situasi belajar-mengajar, maka
untuk mengetahui pencapaian tujuan tersebut diperlukan adanya bukti-bukti atau
tanda-tanda keberhasilan perbaikan belajar-mengajar telah tercapai. Bukti-bukti
dan tanda-tanda dapat diperoleh melalui kegiatan evaluasi.
4. Mengidentifikasi Kebutuhan (Evaluasi supervisi
pendidikan dapat mewujudkan hasil tertentu yang dapat digunakan untuk menyususn
rencana perbaikan situasi belajar mengajar selanjutnya. Rencana perbaikan
inilah yang dapat dirumuskan dalam bentuk-bentuk kebutuhan, sebab
kebutuhan-kebutuhan itu dapat menuntun penyusunan program supervisi pendidikan
berikutnya. Program supervisi pendidikan setelah dilaksanakan perlu dievaluasi,
demikian seterusnya sehingga program supervisi itu merupakan siklus).
5. Mendayagunakan penemuan-penemuan penelitian
(Tujuan evaluasi adalah menyatukan penemuan-penemuan penelitian untuk digunakan
sebagai dasar pengevaluasian. Apabila hasil penelitian proposisi tertentu, maka
proposisi tersebut dapat mendasari tujuan supervisi pendidikan yang nantinya
dievaluasi).
Tujuan evaluasi Supervisi Pendidikan, meliputi;
·
membantu
kita mengurangi guru-guru yang tidak kompeten.
·
memperbaiki
mengajar dengan cara mendorong guru-guru untuk memperbaiki pekerjaan mereka.
b.
Prinsip-prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
1. Prinsip Komprehenship (harus mencakup bidang
sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya, materinya, maupun
aspek operasionalnya (guru,murid, karyawan dan kepala sekolah, aspek
materialnya dan operasionalnya).
2. Prinsip Komparatif (harus dilakukan bekerjasama
dengan semua orang yang terlibat dalam aktifitas Supervisi Pendidikan).
3. Prinsip Kontinyu (harus dilakuakan secara terus
menerus selama proses pelaksanaan program, hal ini untuk memonitor atas
keberhasilan yang telah dicapai pada periode tertentu).
4. Prinsip Obyektif (harus menilai sesuai dengan
kenyataan yang ada), dalam keobyektifan perlu adanya data dan fakta, makin
lengkap data dan fakta
kita kumpulkan makin obyektiflah evaluasi yang kita lakukan.
5. Prinsip Berdasarkan Kriteria yang valid
(kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan filsafat dan
tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standart
yang jelas apabila telah dirumuskan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan
filasafat berarti kriteria yang dibuat harus berdasarkan tujuan pelaksanaan Supervisi Pendidikan)
6. Prinsip Fungsional (hasil evaluasi Supervisi Pendidikan tidak
hanya dimaksudkan
untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di bekukan, artinya evaluasi Supervisi Pendidikan
benar-benar memiliki nilai guna, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaan langsung untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedang yang tidak
langsung dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainya).
7. Prinsip Diagnostik (Evaluasi Supervisi Pendidikan harus
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang
dievaluasi sehingga kita dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu evaluasi Supervisi Pendidikan harus
didokumentasikan, bahan-bahan itu dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan
atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahanya.
Bandingkan
dengan prinsip-prinsip Evaluasi Supervisi Pendidikan yang meliputi:
1.
Evaluasi melibatkan waktu tiga dimensial (Harus mempertimbangkan waktu lampau,
sekarang dan akan dating)
2.
Situasi memiliki multi nilai (Setiap nilai tidak selalu muncul pada waktu yang
terpisah. Bisa saja suatu nilai dimiliki banyak orang dalam suatu waktu,
dipihak lain, pada suatu waktu dan dalam memandang suatu kejadian, orang
memiliki nilai yang berbeda)
3.
Nilai-nilai dipengaruhi oleh siklus perubahan (Apa yang baik untuk suatu
situasi bisa tidak baik pada situasi lainnya. Karena dipengaruhi oleh adanya
perubahan-perubahan yang
terjadi pada kurun tertentu. Situasi perubahan semacam ini juga harus
diperhatikan oleh evaluator program Supervisi Pendidikan)
4.
Nilai- nilai harus dicapai melalui media yang sesuai (Untuk mencapai
nilai-nilai dalam Supervisi Pendidikan dari berbagai keadaan perlu juga digunakan
media formal dan informal. Media formal antara lain meliputi skala sikap, tes, wawancara
terprogram, dll)
5.
Evaluasi memiliki kontinyuitas (Evaluasi Supervisi Pendidikan harus
dilaksanakan secara terus menerus selama proses berlangsung)
6.
Evaluasi melibatkan usaha kooperatif dan penafsiran individual secara
bersama-sama (Evaluasi Supervisi Pendidikan dapat dilaksanakan oleh individu-individu akan tetapi hasil akhir yang merupakan
kesimpulan harus diambil bersama-sama)
7.
Evaluasi merupakan suatu proses kreatif (Kreatifitas sangat diperlukan dalam
evaluasi terutama untuk memberi arti terhadap kemajuan agar memperoleh nilai
yang cermat).[9]
Evaluasi
Program Supervisi Pendidikan Penting karena dilandasi beberapa hal:
1. Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai
pelayanan sesuai dengan fungsi Supervisi Pendidikan.
2. Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang
telah diberikan kepada para anggota/staf.
3. Perlunya perencanaan perbaikan personil
supervisi, prosedur supervisi, dan pelayanan supervisi.
4. Perlunya untuk pencairan, latihan, dan seleksi
kepala sekolah dan supervisor agar mencapai kualifikasi keterampilan dan
kemampuan guru. [10]
Prinsip
umum dalam menyusun program evaluasi yang dekat bagi supervisor adalah:
1. Komprehensif (para perencana suatu program
evaluasi harus memahami aspek-aspek atau ruang lingkup dan menentukan aspek-
aspek apa saja yang akan dievaluasi dengan memperhatikan dan memperhitungkan
seluruh aspek dalam situasi pendidikan untuk dituangkan dalam program
evaluasi).
2. Kooperatif dan harus merupakan bagian yang
integral dari program supervisi pendidikan.
3. Harus kontinyu dan berintegrasi dengan
kurikulum. (evaluasi dalam supervisi pendidikan harus merupakan suatu proses
yang kontinyu atau terus-menerus sebelum, saat berlangsung, akhir dan follow up sesuatu kegiatan/perkembangan.
Observasi sehari-hari, wawancara, ulangan-ulangan dan sebagainya dapat
dimanfaatkan supervisi sebagai suatu prosedur-prosedur evaluasi untuk menilai
dan membina perbaikan situasi.
4. Harus obyektif (penyusunan program supervisi
pendidikan harus dilakukan atas data-data yang up to date dan obyektif semata.
Data-data dimaksud bisa berupa pengalaman-pengalaman sebelumnya. Pelaksanaanya
harus didasarkan pada kenyataan yang ada (tujuan organisasi, kapasitas
organisasi, biaya dan tenaganya). [11]
5. Harus ada penghargaan terhadap partisipasi
peserta (dalam segala aspek dan proses penyusunan evaluasi supervisi pendidikan
harus menghargai para peserta atau partisipan baik secara kelompok maupun
secara individual. Titik berat penghargaan itu sebaiknya atas adanya prestasi
yang dicapai.
6. Adanya keamanan reponden (ditilik dari kepentingan subyek yang dievaluasi,
bahan-bahan supervisi pendidikan perlu memperhatikan segi security responden mengenai identitasnya. Untuk itu sebaiknya
jawaban diberikan secara anonim (tanpa nama)).
7. Adanya jawaban-jawaban yang telah tegas (jika
jawaban-jawaban yang diharapkan dari responden berupa tanggapan dan pendapat
(opini) maka sebaiknya dalam penyusunan program evaluasi menggunakan
jawaban-jawaban yang tegas guna lebih menjamin tersembunyinya pertimbangan-pertimbangan
responden, misal, “ya” dan “tidak” atau berbentuk “ya”, “tidak”, dan “tidak
tahu’. Selain itu yang lebih baik adalah disediakan lima alternatif jawaban,
dimana diberikan dua fase diantara jawaban ekstrim positif, dan jawaban ekstrim
negatif. Misalnya (a)setuju sekali, (b)setuju, (c) ragu-ragu,(demokratis) tidak
setuju, (e) sama sekali tidak setuju).
8. Penggunaan sampel yang cukup besar (jika
evaluasi disusun untuk suatu komplek fenomena (gejala-gejala), maka pergunakan
sampel (cuplikan dari pada orang-orang yang diselidiki) yang cukup besar.[12]
D. Proses Evaluasi Supervisi Pendidikan
Proses
evaluasi seorang supervisor dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single
process) atau bersama-sama dengan stafnya (cooperative process). Evaluasi
hendaknya dilakukan secara kooperatif dengan prinsip demokratis dan prinsip
“musyawarah”. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh supervisor adalah:
1. Merumuskan tujuan evaluasi
2. Menyeleksi alat-alat evaluasi
3. Menyusun alat evaluasi
4. Menerapkan alat-alat evaluasi
5. Mengolah hasil-hasil evaluasi
6. Menyimpulkan hasil-hasil evaluasi
7. Follow up evaluasi
Untuk
mempermudah proses perumusan tujuan sebaiknya terlebih dahulu diadakan survey
atau penelitian sebagai usaha menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan
evaluasional suatu situasi, dengan cara:
1.
Metode
analisis, umumnya untuk menganalisa kebutuhan-kebutuhan untuk mengevaluasi
dalam situasi.
2.
Metode
angket, mengumpulkan pendapat-pendapat
secara tertulis dari pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung maupun tidak
langsung.
3.
Metode
wawancara, menanyakan langsung secara lisan pendapat-pendapat dari pihak-pihak
yang bersangkutan mengenai kebutuhan-kebutuhan tersebut.
-Semoga Bermanfaat-
[1]
Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber daya
Manusia,(jakarta: Bumi
Akasara, 2007), 45
[2]
Elsbree, W.S., Harold J. Mc.N. and Richard W. Elementary School
Administration and Supervision. (Third Edition. New York: American Book Company,
1967), 166
[4]
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2007), 104
[5]
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), 134
[6] Burton,
W.S., and Lee J.B., Supervision, New York: (Applenton Century-Croff,
Inc. 1955), 656
[7]
Mulyasa, E. Menjadi Guru…….. 64
[8]
Rachmawati, Ike Kusdyah, Manajemen Sumber
Daya Manusia, (Yogyakarta:
Andi: 2008),102
[10] Uzer
Usma, Moh, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003),
85
[11]
Kunandar, Guru Profesional….. 54
[12]
Ametembun, N.A., Supervisi Pendidikan – Penuntun Bagi Para Pembina
Pendidikan, Kepala Sekolah dan Guru-guru. (Cetakan kedua, Bandung: Rama,
1971), 92-93
Tidak ada komentar:
Posting Komentar